Selamat Datang di Blog ini...Semoga bisa menjadi salah satu solusi PJJ di saat pandemi covid-19

FENOMENA ULAT JATI


        Pagi hari, senin 3 Desember 2012 sempat dikagetkan oleh makhluk yang bernama ulat jati, kami mendapati ulat ulat itu sudah merambah kemana mana, ada yang masih di lantai teras ada juga yang sudah naik ke tembok tembok bahkan ada juga yang masih bergelantungan diudara belum jatuh ke tanah. Maklum rumah yang baru 2 bulan kami tempati itu kebetulan dekat dengan kebun jati, sehingga harus terima resikonya. Padahal istri takut dengan kondisi seperti ini, maka pagi itu juga saya mencoba membersihkan, jangan sampai istri melihat kondisi seperti itu, bisa bisa nggak berani ke rumah sendiri.
         Memang, bagi sebagain masyarakat ulat dianggap binatang menjijikkan dan menakutkan seperti yang dirasakan oleh istri saya, tapi sebagian masyarakat lain justru memburunya. Bahkan yang lebih ekstrim lagi mereka menjadikan sebagai lauk pauk dan cemilan. Seperti yang dilakukan warga desa yang hidup di pinggiran hutan (di Madiun, Blora, Gunung kidul dll)
        Banyaknya ulat yang muncul di bonggol atau daun jati, menyusul datangnya musim penghujan,  banyak warga yang berburu ulat di hutan. Mereka menyebutnya ulat jati. Ulat ini berwarna hitam. Panjangnya tidak lebih dari sebatang korek api. Jika dipegang, kadang mengeluarkan cairan hitam. Ketika masihdalam bentuk ulat, dia akan memakan habis daun jati hingga tersisa kerangkanya saja. Begitu tiba waktunya untuk bermetamorfosa jadi kepompong, ulat ini akan turun dari atas pohon ke tanah. Caranya dengan terjun menggunakan air liurnya yang membentuk sulur. Mirip yang dilakukan oleh binatang laba-laba atau spiderman.
        Sesampai di tanah, dia akan mencari tempat tersembunyi. Biasanya di balik daun atau batu. Di situ, dia membungkus dirinya dengan air liur dan butiran tanah, kemudian bertapa untuk berubah bentuk menjadi kepompong. Warnanya coklat tua dan permukaannya licin. Nah kepompong inilah yang enak dimakan. Rasanya gurih.
        Memasak ulat maupun kepompong daun jati tidak sulit. Cara memasaknya cukup sederhana. Sebelum digoreng ulat dan kepompong ini harus dicuci dua kali hingga bersih. Kemudian direbus hingga matang, cirinya terlihat berwarna merah kecoklatan. Setelah itu, baru digoreng dengan bumbu rajangan bawang merah, bawang putih, cabe dan garam. Tapi awas, kalau Anda sering terkena alergi, makanan ini bisa menimbulkan gatal-gatal.
       Kalau tidak biasa memang gilo (jijik) tapi kalau sudah merasakan pasti akan ketagihan. Rasanya memang lezat. Idealnya disajikan dengan nasi jagung. Tapi banyak orang suka hanya untuk makanan ringan, pendamping minum kopi




            

No comments:

Post a Comment